📌 MENELADANI SAHABAT RASULULLAH ﷺ
Berkata Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dalam kitab Ushulus Sunnah :
أصول السنة عندنا التمسك بما كان عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم والاقتداء بهم.
Prinsip agama menurut kami adalah berpegang teguh pada ajaran para shahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan meneladani mereka.
✍🏻 Syaikh Al-Waliid bin Muhammad Nabiih bin Saif An-Nashr hafidzhohullah mensyarah dengan membawakan ucapan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu:
من كان متأسيا فليتأس بأصحاب محمد صلى الله عليه وسلم فإنهم كانوا أبر هذه الأمة قلوبا وأعمقها علما، وأقلها تكلفا وأقومها هديا، وأحسنها حالا، قوما اختارهم الله لصحبة نبيه صلى الله عليه وسلم، فاعرفوا لهم فضلهم واتبعوهم في آثارهم، فإنهم كانوا على الهدى المستقيم.
“Barangsiapa yang mencari teladan maka teladanilah para shahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Karena mereka sebaik-baik hati dari seluruh umat, yang paling dalam ilmunya, paling sedikit takalluf, paling lurus petunjuknya, paling baik keadaannya. Mereka adalah umat yang Allah pilih untuk menemani Nabi-Nya shallallahu’alaihi wasallam. Maka ketahuilah keutamaan mereka, ikutilah atsar mereka, karena mereka di atas petunjuk yang lurus.
📚 Ushulus Sunnah, dengan Syarah dan Tahqiq Syaikh Al-Waliid bin Muhammad Nabiih bin Saif An-Nashr hafidzhohullah, hal. 26
Demikianlah para ulama ahlussunnah wal jama’ah sejak dulu kala hingga saat ini senantiasa mengajak untuk ittiba’ kepada Rasul dan para shahabatnya. Begitu pula alhamdulillah Ustadz Abdurrahman Thoyyib hafidzhahullah dalam setiap kajiannya mengajak para jama’ah untuk ittiba’ kepada Rasul dan para shahabatnya, dan di antara contoh pengajaran beliau, bisa kita lihat dalam postingan beliau yang berisi firman Allah, hadits Nabi, ucapan shahabat dan ucapan para ulama ahlus sunnah wal jama’ah.
Namun masih saja ada yang mengatakan “jangan taklid kepada beliau jangan mengultuskan beliau”.
Lalu bagaimana dengan postingan ustadz lain hanya tulisan pribadi berkata tentang agama tanpa dalil, tidak pula ucapan ulama dishare? Plus ditulis di bawahnya nama “Fulan”.
Ditulis oleh: Abdullah Bimo As-Sidarji hafidzahullah, 11 Jumadal Ula 1444 H